Dalam kehidupan di dunia terkadang kita menemukan orang yang sangat baik. Bahkan kebaikannya melebihi malaikat.
Pun demikian sebaliknya terkadang juga kita menemukan orang-orang yang sangat jahat. Bahkan kejahatannya lebih biadab dari Iblis.
Kisah kali ini akan menceritakan seseorang yang memiliki hati mulia, yakni seorang guru yang mengajar Al-Qur’an. Beliau memiliki perilaku menakjubkan yang tentu saja tak banyak orang lain bisa melakukannya.
Guru Al-Qur’an asal Turki ini menyumbangkan seluruh gajinya untuk membantu masyarakat Gaza, Palestina yang hingga saat ini masih dalam kondisi yang sangat menderita karena kebiadaban Israel. Berikut ini kisah selengkapnya sebagaimana disarikan dari laman hidayatuna.com.
Seluruh Gajinya Disedekahkan
Seorang guru Al-Quran di Turki telah menyumbangkan seluruh gajinya untuk membantu masyarakat Jalur Gaza.
Dia adalah Muhsina Ipak, yang tinggal di Batman, sebuah kota di tenggara Turki, telah bergerak untuk membantu warga Palestina yang tertindas dan kehilangan tempat tinggal akibat perang genosida rezim Israel.
Ia baru saja menerima gajinya setelah mengajar Al-Quran dalam kursus musim panas yang berlangsung selama dua bulan.
Ia menyumbangkan uang tersebut kepada sebuah organisasi amal yang mengumpulkan dana untuk masyarakat Gaza.
Adnan Ondar, kepala organisasi amal tersebut, mengatakan guru Al-Quran tersebut tidak melupakan masyarakat Jalur Gaza yang tertindas dan apa yang telah mereka alami.
Menghargai sumbangan Ipak, ia mengatakan bahwa Ipak telah memenuhi tanggung jawab agamanya.
Ondar mengatakan bahwa sementara rezim Zionis terus membantai masyarakat Gaza, umat Muslim terus membantu warga Palestina semampu mereka.
Ia mencatat bahwa beberapa orang telah menyumbangkan uang yang mereka kumpulkan untuk haji atau umrah kepada masyarakat Palestina.
Kebiadaban Israel
Rezim Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Hampir 11 bulan dalam perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei.