Nama-nama 710 bayi Palestina yang baru lahir yang dibunuh oleh pasukan Israel selama perang terbaru yang berlangsung di Jalur Gaza dirilis oleh Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Senin (16/9/2024). Mereka termasuk di antara lebih dari 16.700 anak-anak Palestina yang terbunuh dalam serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Kementerian Kesehatan Palestina mencatat total 41.226 kematian warganya sebagai akibat dari serangan Israel sejak perang dimulai.
Sebelumnya, kementerian tersebut telah mempublikasikan nama-nama hampir setengah dari mereka.
Adapun daftar yang diterbitkan pada hari Senin mencakup nama-nama 34.344 orang yang terbunuh hingga 31 Agustus, sementara proses pengumpulan data untuk hampir 7.000 orang lainnya terus berlanjut. Demikian seperti dilansir Middle East Eye (MEE), Rabu (18/9).
Di antara mereka terdapat 11.355 anak-anak, 6.297 perempuan, 2.955 orang lanjut usia, dan 13.737 pria. Sebanyak 710 orang berusia nol dalam daftar, yang berarti berusia di bawah satu tahun saat mereka terbunuh.
Bulan lalu, bayi kembar yang baru lahir tewas dalam serangan udara Israel saat ayah mereka sedang dalam perjalanan mendaftarkan kelahiran mereka di rumah sakit.
Bayi kembar, laki-laki dan perempuan, baru berusia tiga hari saat nyawa mereka direnggut. Mereka tewas bersama ibu dan nenek mereka.
Muhammad Abu al-Qumsan (33), ayah mereka, mengatakan kepada MEE bahwa dia baru saja meninggalkan Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah, Gaza tengah, ketika menerima telepon yang menyuruhnya kembali ke rumah sakit.
“Saya mencoba masuk ke mobil dan segera kembali dan menemukan mereka di dalam lemari es, tewas,” kata Qumsan kepada MEE.
“Lima menit setelah mendapatkan akta kelahiran, saya mendapatkan akta kematian mereka.”
Neraka di Bumi
Sejak awal perang, badan-badan internasional dan kelompok-kelompok hak asasi manusia berulang kali menyuarakan kekhawatiran atas tingginya jumlah korban tewas di kalangan anak-anak Palestina dan mendesak Israel untuk tidak menargetkan warga sipil.
“Ketakutan terbesar kami tentang jumlah anak-anak yang dilaporkan tewas menjadi puluhan, kemudian ratusan, dan akhirnya ribuan menjadi kenyataan hanya dalam waktu dua minggu,” kata juru bicara badan anak-anak PBB (UNICEF) James Elder pada tanggal 31 Oktober 2023, beberapa minggu setelah pengeboman Israel dimulai.
“Jumlahnya sangat mengerikan … Jalur Gaza telah menjadi kuburan bagi ribuan anak-anak. Ini adalah neraka bagi semua orang.”