Tentara Israel pada hari Selasa (1/10/2024) menewaskan sedikitnya 37 warga Palestina dalam tujuh serangan udara di Jalur Gaza dan dua orang dalam penyerbuan di Tepi Barat yang diduduki.
Kementerian Kesehatan Palestina menjelaskan dua serangan udara Israel terhadap dua rumah di kamp pengungsi Nuseirat pada hari Selasa menewaskan sedikitnya 13 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Serangan ketiga menargetkan sebuah sekolah yang digunakan sebagai tempat penampungan bagi warga Palestina yang mengungsi di lingkungan Tuffah di Kota Gaza, menewaskan sedikitnya tujuh orang.
Kemudian pada hari Selasa pula, dua serangan Israel menewaskan lima warga Palestina di Rafah di Jalur Gaza selatan dan di pinggiran Zeitoun di Kota Gaza.
Selain itu, serangan udara Israel yang menargetkan sebuah tenda untuk orang-orang yang mengungsi di Khan Younis menewaskan enam warga Palestina, dan serangan udara ketujuh pada hari yang sama menghantam sebuah mobil di Khan Younis barat, menewaskan enam warga Palestina lainnya. Demikian seperti dilansir Middle East Eye, Rabu (2/10).
Tentara Israel mengklaim serangan-serangan tersebut menargetkan pejuang Hamas, namun tidak memberikan bukti untuk itu. Sebelum kematian terbaru, Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Selasa memperbarui jumlah korban tewas warga Palestina sejak dimulainya serangan Israel pada tanggal 7 Oktober 2023 menjadi 41.638 orang, dengan lebih dari 96.460 orang terluka dan sedikitnya 10.000 orang hilang yang diduga tewas.
Mereka yang tewas termasuk sedikitnya 16.800 anak-anak, 11.400 wanita, sekitar 1.000 petugas kesehatan, 174 wartawan, dan 220 pekerja PBB.
Fokus Bergeser ke Lebanon
Serangan terhadap Jalur Gaza terjadi saat Israel melancarkan perang terpisah terhadap Lebanon setelah membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan sejumlah komandan senior Lebanon dan Iran di Beirut selama seminggu terakhir.
Warga Palestina dilaporkan khawatir konflik di Lebanon dapat memperpanjang perang di Jalur Gaza.
“Mata dunia kini tertuju pada Lebanon sementara pendudukan terus melakukan pembunuhan di Jalur Gaza. Kami khawatir perang akan berlangsung setidaknya selama beberapa bulan lagi,” kata Samir Mohammed (46), seorang ayah lima anak dari Kota Gaza kepada Reuters.
“Semuanya masih belum jelas sekarang karena Israel mengerahkan kekuatannya tanpa gentar di Gaza, Yaman, Suriah, Lebanon, dan entah di mana lagi di masa mendatang.”
Di tempat lain, Tepi Barat yang diduduki, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) menyebutkan bahwa serangan Israel ke kamp pengungsi Balata menewaskan sedikitnya dua warga Palestina dan melukai tiga petugas medis.
PRCS mengatakan tentara Israel “sengaja menargetkan” tiga petugas medis darurat dengan peluru tajam saat mereka mencoba mengevakuasi korban dari kamp pengungsi di Nablus. Tentara Israel, sebut PRCS, menyerang petugas medis meskipun badan amal tersebut telah berkoordinasi sebelumnya dengan mereka.