Ribuan Ilmuwan di Seluruh Dunia Mendesak Gencatan Senjata di Gaza

Lebih dari 1.000 ilmuwan, dengan sejumlah besar psikolog dan ahli saraf, telah bergabung dalam mengeluarkan surat terbuka yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza.

Surat itu juga memohon masyarakat internasional untuk memberikan tekanan yang tak tergoyahkan kepada rezim Israel agar memastikan kepatuhan yang ketat terhadap hukum humaniter internasional.

Tokoh-tokoh terkenal termasuk peraih Nobel May-Britt Moser dan Edvard Moser dari Norwegia, serta Susumu Tonegawa dari Jepang, telah memberikan dukungan mereka terhadap inisiatif ini, sebagaimana dilansir kantor berita Iran, IRNA , mengutip sejumlah media pada Kamis, 5 Desember 2024.

Seperti dilansir Antara , beberapa peneliti dari Spanyol, termasuk Pablo Lanillos, anggota terhormat kelompok Neuro Artificial Intelligence dan Robotics di Institut Cajal, juga telah menandatangani seruan mendesak ini.

“Seruan ini sangat kuat karena datangnya dari ahli saraf – individu yang mempelajari bagaimana otak manusia memahami dan memproses konflik semacam itu,” tegas Lanillos.

Surat itu juga mengutuk tindakan rezim Israel atas “kejahatan perang yang tak terhitung jumlahnya” di wilayah Palestina yang terkepung, dan mengeluarkan peringatan bahwa siklus kekerasan akan terus berlanjut tanpa adanya tekanan internasional yang tegas.

Melalui seruan kolektif ini, para ilmuwan menggarisbawahi dampak yang menghancurkan dari konflik yang sedang berlangsung, menyoroti bagaimana Gaza tetap terperangkap dalam lingkaran setan kekerasan dan pembalasan, yang secara tidak dapat ditarik kembali merusak prospek untuk hidup berdampingan secara damai. Mereka menegaskan bahwa “kebencian, kematian, dan kehancuran” telah merajalela.

Surat tersebut mendesak masyarakat internasional untuk mendesak rezim Israel agar segera menghentikan permusuhan. Para ilmuwan mengusulkan langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan ini, termasuk penghentian penjualan senjata ke Israel dan evaluasi ulang perjanjian kerja sama yang ada dengan rezim tersebut.

Surat itu juga mengakui mahalnya biaya kemanusiaan akibat kebijakan Israel saat ini, yang telah menimbulkan penderitaan luar biasa bagi penduduk Palestina sementara pada saat yang sama membahayakan kehidupan warga negara Israel.

Inisiatif ini dipelopori dan diterbitkan oleh sekelompok peneliti yang berafiliasi dengan Universitas Sorbonne di Prancis dan Universitas Princeton di Amerika Serikat.

 

 

Rokokslot

Rokokslot

Rokokslot

Rokokslot

Rokokslot

Rokokslot

Rokokslot

Rokokslot

Rokokslot

Rokokslot

Rokokslot

Matauangslot

Matauangslot

Matauangslot

Matauangslot

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *