Seorang dokter yang diyakini sebagai satu-satunya ahli bedah tulang yang tersisa di Gaza Utara tewas akibat tembakan tank Israel. Sayeed Joudeh menjemput ajal pada Kamis (12/12/2024), ketika dalam perjalanan ke tempat kerjanya.
Joudeh adalah seorang ahli bedah di Rumah Sakit Kamal Adwan dan al-Awda di Gaza Utara.
Militer Israel mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui kejadian tersebut, namun sedang melakukan penyelidikan.
Joudeh, sebenarnya sudah pensiun, namun dia kembali bertugas untuk membantu semasa perang. Bulan lalu, saat konferensi pers di Rumah Sakit Kamal Adwan, dia mengangkat sebuah papan bertuliskan “Save US” (Selamatkan Kami).
“Di jalan menuju Rumah Sakit al-Awda untuk memeriksa pasien, salah satu tank menembak langsung ke arahnya,” kata Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Hussam Abu Safiya seperti dilansir BBC, Sabtu (14/12).
“Dia tewas di tempat.”
Namun, beberapa saksi mata mengatakan bahwa Joudeh ditembak oleh sebuah drone.
Israel tidak memberikan akses bebas kepada jurnalis asing di Jalur Gaza.
Merespons kematian Joudeh, Louise Wateridge dari Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menuturkan, “Ini sangat menghancurkan bagi keluarganya… bagi orang-orang di (Gaza) utara yang bergantung pada sangat sedikit dokter.”
“Rumah sakit di Jalur Gaza bukan lagi rumah sakit,” kata Wateridge. “Tidak ada sanitasi. Hampir tidak ada dokter. Tidak ada peralatan medis. Pasien meninggal begitu saja.”
Wateridge menggambarkan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza sebagai apokaliptik.
Selama lebih dari dua bulan terakhir, sebagian besar Gaza Utara telah dikepung dan dibombardir oleh Israel.
Israel mengatakan mereka menargetkan anggota Hamas yang sedang berkumpul di sana.
Klaim Berulang Israel
Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan yang diklaim Israel menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 orang.
Sebagai pembalasan, Israel melancarkan operasi besar-besaran ke Jalur Gaza dengan tujuan menghilangkan Hamas, namun faktanya membunuh puluhan ribu warga sipil.
Hingga saat ini, menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza, setidaknya 44.875 orang telah tewas dan lebih dari 100.000 terluka – sebagian besar adalah warga sipil. PBB menganggap angka-angka tersebut dapat dipercaya.
Terkait perkembangan lainnya, setidaknya 30 orang tewas dan 50 lainnya terluka dalam serangan Israel terhadap sebuah kantor pos yang diubah menjadi tempat penampungan orang yang mengungsi di Gaza tengah pada Kamis malam. Demikian penuturan staf medis setempat.
Militer Israel mengklaim mereka menargetkan anggota senior Jihad Islam yang terlibat dalam serangan terhadap warga sipil dan tentara Israel.
Israel menuduh kelompok bersenjata tersebut memanfaatkan warga sipil Jalur Gaza sebagai tameng manusia untuk aktivitas mereka.